Menjadi pengusaha cupcake yang produknya digemari oleh selebritis dan
dikenal di dunia internasional adalah impian banyak orang. Inilah yang
dialami oleh kakak beradik Katherine Kallinis (32 tahun) dan Sophie
Lamontagne (33 tahun).
Berawal dari resep dan ajaran memasak dari sang nenek, kini Katherine
dan Sophie telah sukses membangun usaha cupcake impian mereka, yang
diberi nama "Georgetown Cupcake." Kenangan membuat kue bersama sang
nenek dan kecintaan mereka akan memasak telah membuat Katherine dan
Sophie nekat meninggalkan pekerjaan mereka untuk merintis usaha sendiri.
“Dari dulu memang saya dan Sophie selalu ingin punya usaha bersama,”
kata Katherine lewat sebuah obrolan dengan VOA di Washington.
Katherine dulunya bekerja di bidang fashion, sebagai seorang promotor acara untuk rumah mode Gucci.
Sedangkan Sophie bergerak di bidang keuangan sebelum memulai usaha
cupcake ini. Keduanya sama sekali tidak pernah sekolah masak. Akhirnya
pada tahun 2008, Katherine dan Sophie membuka toko mungil pertama
Georgetown Cupcake bernuansa hitam dan merah muda di daerah pusat
perbelanjaan dan hiburan Georgetown, di Washington, DC. Siapa yang
menyangka kalau usaha dan kerja keras mereka akhirnya tidak sia-sia.
Hanya dalam kurun waktu tiga tahun, Georgetown Cupcake telah memiliki
toko kedua yang berlokasi di daerah Bethesda, Maryland, sebuah reality
show dengan nama "DC Cupcakes," dan juga buku pertama mereka yang
berjudul “The Cupcake Diaries: Stories and Recipes from the Sisters of
Georgetown Cupcake” yang dirilis bulan November lalu.
Toko pertama Georgetown Cupcake dibuka di hari yang cukup spesial
bagi banyak orang, yaitu hari Valentine pada tahun 2008. “Kami
menganggap hari Valentine adalah hari yang pas untuk cupcake. Pada hari
itu kami buka dari jam 10 pagi hingga 10 malam,” tutur Sophie. Sekitar
setengah jam sebelum toko dibuka, orang-orang sudah mengantri hingga
satu blok. Bahkan hanya dalam waktu tiga jam, persediaan cupcake mereka
langsung habis. “Kami terpaksa menutup toko sebentar untuk membuat
cupcake tambahan pada hari itu. Kami tidak menyangka kalau banyak orang
yang beli,” tambah Sophie. Pada hari itu, Katherine dan Sophie membuat
sekitar 1.000 buah cupcake dengan 15 rasa yang berbeda. Harga cupcake di
Georgetown Cupcake adalah 2,75 dolar per buah, dengan tawaran paket
setengah lusin hingga satu lusin, dengan harga jual yang lebih murah.
Sekarang, mereka memproduksi 10,000 buah cupcake setiap harinya bahkan
lebih di hari yang ramai seperti di hari Sabtu.
Antri Demi Cupcake
Antri Demi Cupcake
Walaupun bisnis ini sudah berjalan lebih dari tiga tahun, antrian di
depan toko Georgetown Cupcake terus melingkar. Turis dari berbagai
penjuru di seluruh dunia rela mengantri selama kurang lebih satu jam
hanya untuk mencicipi cemilan manis, yang memiliki lebih dari 24 rasa
yang di rotasi setiap harinya.
Para pengunjung rela antri hingga satu jam untuk mencicipi hidangan manis kreasi Georgetown Cupcake.
Rahasianya adalah penggunaan bahan-bahan pilihan dengan kualitas
terbaik, seperti coklat bubuk Valrhona juga buah-buahan yang segar.
“Cupcake kami yang paling popular adalah red velvet,” kata Sophie kepada
VOA. Selain itu, Georgetown Cupcake juga menyediakan banyak rasa
lainnya seperti coklat, kelapa, lemon, raspberry, pisang, dan berbagai
rasa unik lainnya yang merupakan kreasi modern dari resep lama sang
nenek.
“Kita perbaharui sedikit resepnya supaya lebih modern,” kata
Katherine. Satu trik yang biasa dipakai oleh para penggemar Georgetown
Cupcake adalah melakukan pesanan melalui telpon 24 jam sebelumnya agar
keesokkan harinya bisa langsung diambil di toko tanpa harus antri.
Pelanggan Georgetown Cupcake
Awalnya Katherine dan Sophie mengira kalau cupcake-nya hanya akan
diminati oleh perempuan dan anak-anak. Namun, ternyata banyak juga
laki-laki yang datang ke toko mereka. “Washington, DC, itu adalah kota
internasional karena banyak orang yang datang dari berbagai penjuru dan
latar belakang,” tutur Katherine. Katherine dan Sophie berusaha untuk
selalu membuat kunjungan para pembeli ke toko mereka menjadi kunjungan
istimewa yang tak terlupakan. “Kami berusaha berinteraksi dengan para
pembeli ketika mereka datang ke toko. Kami juga melayani pertanyaan
mengenai berbagai rasa cupcake yang tersedia. Pelanggan kami sangat
menyenangkan,” ujar Katherine.
sumber : http://www.voaindonesia.com
0 komentar:
Posting Komentar